Dear Bloggiee...
Lagi surfing-surfing di google, eh ternyata nemu berita terkini mengenai salah satu daerah di Indonesia yang berencana menggunakan tes keperawanan untuk masuk sekolah menengah atas di daerah itu. What the hell... Kata-kata pertama yang muncul dari aku. Kesel, geram, marah, dan ngerasa kasihan ama dedek-dedek disana. Karena itu kali ini topiknya tentang Tes Keperawanan Untuk Masuk SMA.
Bagaimana menurut kamu?
Setuju, kan baik itu. Biar memperbaiki moral.
Coba pikirkan sekali lagi.
Menurut Undang-Undang, siapapun warga negara berhak memperoleh pendidikan. Ngerti kan maksudnya? Perawan atau nggak perawan, anak berhak mendapat pendidikan. Apa seorang yang nggak perawan nggak boleh sekolah gitu? Mau memperbaiki moral atau mau menghancurkan pendidikan? Jadi pendidikan hanya buat orang-orang bermoral baik, orang-orang suci. Orang-orang kotor nggak berhak dapet pendidikan dan nggak boleh mendapat pengajaran untuk bisa jadi lebih baik. Itu yang dimau?
Pikirkan lagi, seorang anak perempuan harus tes perawan, lalu anak laki-laki? Bebas... Sebebas burung beterbangan kesana kemari. Anak perempuan dengan moral bejat, nggak boleh sekolah. Anak laki-laki yang menyebabkan bejatnya anak perempuan, apa kabar? Sekolah tinggi yaa... Biar jadi pejabat, terus cari perawan-perawan buat diperawanin. Biar kasus-kasus ayam kampus simpanan pejabat makin tren.
Sekali lagi coba pikirkan, anak perempuan disuruh ngangkang dan diobok-obok. Pikirkan kondisi psikologinya, ini sama saja dengan pemerkosaan secara halus. PEMERKOSAAN PSIKIS. Lalu, pikirkan lagi bila memang anak itu ditolak dari sekolah itu, tekanan lingkungan dengan titel "ANAK NGGAK BENER" melekat, bukan saat itu, bukan bulan itu, bukan tahun itu, tapi SEUMUR HIDUP!
Mau memperbaiki moral? Atau menambah PSK jalanan?
Dengan julukan CEWEK NGGAK BENER, tekanan mental, tekanan lingkungan, akhirnya rasa malu yang begitu menyiksa, memaksa si anak atau bisa jadi keluarganya untuk berhenti sekolah. Apa yang bisa di lakukan si anak? Kekecewaan orang tua yang mendalam tentunya diperbesar dengan rasa malu dan tekanan lingkungan, akan membebaninya setiap hari baik itu dari pikirannya sendiri atau dari kata-kata atau tindakan kasar orang tuanya karena amarah. Lalu? Kabur dari rumah, jadi PSK jalanan. Lalu? Makin terjerumus ke hal negatif. Lalu? Bunuh diri. Aku ulangi BUNUH DIRI!
Jika untuk memperbaiki moral, untuk mendidik, memberi jera, dan lain-lain yang katanya alasan baik untuk si anak sendiri, kita bisa lakukan dengan jalan lain. Bukan dengan mengumbarnya sebagai TES MASUK SMA! Anda berbicara pendidikan, Bung! Hak yang harus didapat setiap orang, tanpa kecuali.
Anda punya anak perempuan? Anda mau bermain dengan masa depan anak perempuan Anda?
Sebuah tes, bagi Anda adalah hal kecil, sepele, mudah. Tapi bagi kami, ini adalah harga diri kami, masa depan kami.
Pikirkan lagi, sekali lagi. Masalah keperawanan adalah masalah privasi, masalah kami. Keputusan yang kami ambil, dan konsekwensi yang akan kami tanggung. BUKAN ANDA! Sekali lagi, setiap orang berhak mendapat pendidikan dan privasi. Itu Hak mereka!
Proudly, aku menyatakan KETIDAK SETUJUAN atas rumor ini!
Sekian dan terima kasih.
0 comments:
Post a Comment