Home » » Mendidik Anak Tidak Mudah !

Mendidik Anak Tidak Mudah !



Dear Bloggie...

Masih berkutat dengan masalahku yang bersitegang dengan keponakan pemilik kost yang aku tempati sekarang, akhirnya muncul banyak sekali pemikiran-pemikiran yang lalu lalang di otak aku. Malam ini akhirnya aku tuangkan saja kekesalan ini ke blog ku, kemana lagi? Oke, intinya adalah aku muak sama si anak ini. Muak dengan karakternya dan muak dengan cara dia.



Terbesit iri memang, saat melihat semua keinginannya terpenuhi hanya dengan merengek ke orang tuanya, sedangkan aku TIDAK! Tapi dari sinilah aku berfikir, ternyata aku dibesarkan dengan cara yang jauh lebih baik dari si anak tadi, dan aku bersyukur memiliki keluarga yang tidak memanjakanku sehingga aku tumbuh dengan pemikiran yang cukup kritis dan alhamdulilah cukup mandiri.

Kembali kepada topik, mendidik anak itu tidaklah mudah. Hal ini aku simpulkan dari fenomena si anak tadi, karena pemikiranku membuahkan hasil bahwa karakter si anak tadi di bentuk dari bagaimana lingkungannya membentuknya. Terutama orang tua. Hal ini banyak di buktikan dengan fenomena sebab akibat yang nyata terjadi di depan mataku. Berikut ini akan aku sampaikan segelintir unek-unek dalam hati.

Apa yang orang tua ajarkan pada anak, itulah anak itu. Ketika dia mengajarkan kebencian maka si anak akan membenci semua orang dan ketika orang tua mengajarkan cinta maka si anak akan mencintai semua orang termasuk orang tuanya. Karena itu penting sekali didikan orang tua itu, besar sekali tanggung jawabnya ketika dia harus membentuk suatu karakter pada manusia. Ketika dia harus melukis pada sebuah kanvas putih kehidupan si anak tadi. Ketika orang tua mengajarkan kebaikan namun si anak tidak menjadi anak yang baik maka sebenarnya ada yang salah dengan cara orang tua tadi mengajarkan kebaikan.

Ketika anak menginginkan sesuatu, maka anda memberikannya begitu saja maka anda mendidiknya pada zona nyaman. Namun ketika anak anda menginginkan sesuatu dan anda memberikan cara mendapatkannya maka anda mendidiknya keluar dari zona nyaman namun anda membangun karakter si anak tadi. Tentunya anda tidak menginginkan anak dengan karakter buruk bukan?

Sebagai contoh si anak keponakan pemilik kost tempatku tinggal, sejak pertama dia harus kost dan tinggal lepas dari orang tua. Maka sebaiknya orang tua memberikan syarat si anak harus bisa mandiri di rumah terlebih dahulu sebelum dilepas keluar rumah. Dengan begitu anda mengajarkan karakter bertanggung jawab pada si anak.

Si anak ingin kamarnya nyaman, tidak dengan cara anda menyiapkan kamarnya senyaman mungkin tapi berikan dia cara bagaimana dia harus membuat nyaman kamarnya, bagaimana dia beradaptasi, dan bagaimana dia hidup di lingkungan yang berbeda.

Ketika anda memberikan semua keinginannya begitu saja saat itu juga dengan alasan agar dia bla bla bla, saat itu anda menjadikannya queen memberikan dia karakter berkuasa dan menjadikannya seorang anak yang tidak membutuhkan orang lain kecuali keluarganya. Anda sendiri tentu merasa menjadi hero bukan? Tapi anda ingin menjadi hero sekali itu lalu dilupakan atau anda ingin menjadi hero berkali-kali dan terus diingat sepanjang masa?

Maksud saya begini, ketika anda membangun karakter si anak dengan pelan-pelan. Mengajarkan dia bertanggung jawab, bersosialisasi, berbagi, dan saling membantu, mengajarkannya beradaptasi dan hidup diluar zona nyaman. Maka anda membangun karakter si anak tadi, anda akan menjadi hero sekali, dua kali, tiga kali, berkali-kali dan anak anda akan berterima kasih atas ajaran anda sepanjang hidupnya.

Perlunya mengeluarkan anak anda dari zona nyamannya, adalah untuk mengajarkan dia survive. Istilah hidup itu kejam sampai detik ini masih berlaku, jadi anda harus mengantisipasi hidup anak anda ketika dia harus dan diharuskan hidup lepas dari anda. Ingat anda tidak hidup untuk waktu yang lama. Tidak selamanya anda berada disisinya dan dapat memanjakannya, maka dia harus belajar bagaimana hidup berjalan.

Demikianlah segelintir uneg-uneg yang sangat ingin aku sampaikan kepada semua orang tua di dunia ini. Hasrat memenuhi keinginan anak itu sangatlah besar namun kita harus membatasi itu demi anak kita sendiri. Apa yang anda ajarkan hari ini adalah karakter dia esok, dan karakter putranya esok hari.

0 comments:

Post a Comment