Review Film Zeitgeist
Yesus adalah Mitos - Kebohongan serangan 9/11 - Kehancuran dunia
Oleh : Fadilah
Zeitgeist
adalah sebuah film yang berusaha mengungkap fakta tersembunyi mengenai hal-hal
yang terasa begitu biasa bagi kita –umat manusia di bumi tercinta ini- ternyata
tidaklah seperti apa yang sedang terjadi, atau bahkan telah terjadi selama
bertahun-tahun. Film ini berisi pengungkapan fakta (atau yang dianggap fakta,
tergantung dari sudut pandang mana anda melihat) yang berusaha menginspirasi
manusia untuk mulai melihat dunia dari sisi lain, sisi yang lebih dalam, dan
lebih kritis.
Film ini
terbagi menjadi tiga part, dimana ketiga part ini mengungkap tiga hal terbesar
dunia yang terlupakan oleh kita. Melalui
ketiga part inilah film ini berusaha menunjukan propaganda dunia yang mengarah
pada satu agenda yang akan terjadi dimasa depan, dan membuat diri kita
terkejut. Tiga cerita, hanya tiga cerita –setidaknya tiga yang dibahas dalam
film ini- yang mengarahkan kita pada apa yang sedang terjadi hari ini.
“Pasti sulit bagi
mereka,
Yang terlanjur
menganggap penguasa sebagai kebenaran
Dan bukan kebenaran
sebagai penguasa”
-G. Massey, peneliti
kebudayaan mesir
Part
pertama berjudul “Kisah Terbesar yang Pernah Ada”. Kisah terbesar dalam part
ini mengarah pada kisah hidup Yesus Kristus, Tuhan dari umat Kristiani atau
lebih dalam lagi mengarah pada agama. Part ini mengajak kita menganalisis bahwa
apa yang telah dipahami sebagai Tuhan, sebenarnya bukanlah apa Tuhan itu
sendiri.
Analisis
pertama yang diberikan pada part ini merupakan analisis yang berdasar pada
astrologi, yakni matahari, dan rasi bintang, dimana dimunculkan bahwa kisah
Yesus Kristus merupakan personifikasi, penjiplakan, dan copy dari kisah Horus,
yang dikenal sebagai dewa Matahari dari kaum Pagan, dan telah ada jauh sebelum
kisah Yesus ada, yakni pada masa Mesir kuno. Bahkan tidak hanya itu, kemiripan
kisah Horus ternyata dapat ditemui di berbagai belahan dunia seperti Krisna
dari India, Attis, Mithra, dan Dionysus dari belahan bumi lainnya.
Lahir 25
Desember, dari seorang perawan, diberkati oleh 3 raja, memiliki 12 pengikut,
disalib, 3 hari mati, lalu bangkit kembali, semua fakta yang dapat ditemui
hampir pada semua kisah dewa yang telah disebutkan tadi, termasuk disana kisah
Yesus, diungkapkan tidak lebih dari ilmu perbintangan.
Kesamaan –atau
bisa kita katakana penjiplakan- terus berlanjut. Kisah Noah dan banjir besar
menyerupai kisah Gilgames Flood milik Mesir kuno. Moses (Musa) menyerupai kisah
Sargon, Manoe dari India, dan Mises dari Arab. Lebih mengejutkan, 10 perintah
Tuhan yang dipegang umat Kristiani adalah jiplakan dari mantera ke-125 dari
Kitab Kematian milik Mesir kuno.
Selanjutnya,
masih dalam part pertama film ini, pengungkapan sosok Yesus ditelisik dan tidak
menghasilkan apapun selain Bible, dimana secara jelas sosok yang sangat
berpengaruh hari ini seharusnya tertulis di sejarah, tapi tidak satupun ahli
sejarah dimana era Yesus hidup menulis tentang keberadaan Yesus sehingga dengan
berani film ini mengatakan bahwa sosok Yesus sebenarnya tidak pernah ada, dan
Bible tidak lain adalah kiasan dari ilmu astrologi.
“Agama Kristen adalah
bentuk parody dari pemujaan matahari
Dimana mereka
menempatkan seseorang bernama Kristus sebagai pengganti matahari
Kemudian memujanya
sebagaimana memuja matahari”
-Thomas Paine,
1737-1809
Tentu
saja pada akhir part pertama film ini, diungkapkan tujuan akhir dari semua ini
tidak lain adalah politik. Munculnya mitos (agama dalam part ini disebutkan
sebagai mitos) agama atau dimunculkannya mitos agama hanyalah alat untuk
mengatur masyarakat.
Part
kedua dari film ini berjudul “Pertunjukan Seluruh Dunia”. Pertunjukan
sebagaimana kita tahu kata pertunjukan mengarah pada lakon palsu yang
ditampilkan sebagai sebuah kisah un-real, begitu juga pada part kedua film ini
yang berusaha menunjukan bahwa peristiwa 9/11, dan banyak peristiwa lainnya,
tidak lain hanyalah pertunjukan kisah un-real dengan lakon palsunya.
Sama
halnya dengan part pertama, part kedua ini juga mengungkap hal-hal menggunakan
analisis. Kali ini analisis di acukan pada pemberitaan mengenai peristiwa 9/11
dimana dikatakan bahwa tidak ada peringatan sebelumnya, dilakukan oleh 19 orang
pembajak dibawah perintah Osama B. Laden, pesawat menabrak Pentagon dan habis
menguap sebagaimana pesawat yang jatuh di Shanksville, menghancurkan beberapa
menara WTC, mengecoh NORAD, dan diselidiki oleh 9/11 commision yang mengacu
pada kasus terorisme.
Analisis
tersebut berbuah pernyataan dari film ini bahwa peristiwa 9/11 tidak lain adalah pertunjukan
yang sengaja di buat oleh orang dalam.
Tidak
ada peringatan, diungkap sebagai sebuah kebohongan dimana pada hari itu NORAD
melakukan latihan militer dengan rencana yang sama persis dengan kejadian 9/11.
Tidak mungkin NORAD tidak memiliki ide sedikitpun mengenai kasus 9/11 dimana
NORAD sendiri memiliki latihan militer yang sama persis dengan kejadian di hari
yang sama.
Mengenai
19 orang pembajak, dikatakan dalam part ini bahwa 9/11 Commision menganggap
sumber pembiayaan yang diterima oleh ketua dari 19 orang pembajak ini “tidaklah
terlalu penting” yang justru seharusnya merupakan hal terpenting dalam
investigasi kasus ini. Satu-satunya bukti yang mengarahkan pada pelaku adalah
paspor yang ditemukan secara utuh dari puing WTC, hal ini mustahil, karena tidak mungkin kebakaran yang
menghancurkan segalanya bisa menyisakan paspor secara utuh.
Osama
Bin Laden, dikatakan merupakan pemimpin dari semua kekacauan ini. Namun
diungkap dalam film ini bahwa keluarga Presiden Bush –Presiden Amerika pada
waktu itu- memiliki hubungan dekat, bahkan hubungan kerja dengan keluarga Bin
Laden. Satu-satunya bukti yang menunjukan Osama Bin Laden adalah pelaku dari
semua ini hanya sebuah rekaman video yang diungkapkan sebagai video palsu
berisi pernyataan Osama bahwa dialah yang bertanggung jawab atas peristiwa
9/11.
Lebih
mengejutkan, selanjutnya dijelaskan dalam film ini bahwa ternyata gedung WTC
telah dirancang untuk sengaja dihancurkan menggunakan peledak. Hal ini didasari
rekaman saat pembangunan gedung WTC yang
berisi pernyataan kesiapan gedung ini untuk mampu mengatasi tabrakan pesawat,
yang menunjukan tidak mungkin gedung tersebut bisa roboh hanya dengan tabrakan
pesawat. Selain itu, salah satu ahli menemukan lelehan baja dari WTC,
mengandung termit yang merupakan bahan peledak dan merupakan alasan mengapa
masih ditemukannya lelehan besi dan baja bahkan setelah berminggu-minggu.
Pada akhir
part ini, sama seperti part pertama, diberikan sebuah akhir yang tragis. Dimana
dikatakan terorisme yang kita yakini hari ini, bukanlah apa yang sedang
terjadi. Terorisme yang merupakan musuh bagi kita selama bertahun-tahun, tidak
lebih dari manipulasi pemerintah Bush kala itu.
“Terorisme : Tehnik yang
digunakan pemerintah untuk memanipulasi pandangan masyarakat dengan tujuan
menjalankan sebuah agenda”
Lalu
tujuan dari semua itu, sama seperti part pertama dalam film ini, politik.
Segala kejadian ini bertujuan mengecilkan dunia kita, menjebak kita pada ruang
dengan TV dan media massa yang mana merupakan alat untuk digunakan untuk
mengatur masyarakat.
Part
ketiga, yang merupakan part terakhir film ini, berjudul “Jangan Hiraukan
Orang-orang di Balik Layar”. Orang-orang dibalik layar yang dimaksud mengacu
pada segelintir orang yang berpengaruh di seluruh dunia, namun bukan
pemerintah. Merekalah pemegang kekuasaan ekonomi yang merupakan kekuasaan
diatas kekuasaan pemerintahan.
“Kenyataan yang
sesungguhnya adaah sebuah badan keuangan telah memegang kendali atas pemerintah
sejak masa pemerintahan”
-Andrew Jackson
Orang-orang
dibalik layar ini diungkapkan dalam film ini mengacu pada bankir-bankir
internasional yang tidak pernah terungkap. Keluarga Rockfellers, keluarga Morgans,
keluarga Warburgs, keluarga Rothschild, diungkapkan dalam film ini merupakan
segelintir nama yang selama ini berada dibalik layar pertunjukan.
Melalui
bank central, yang berfungsi mencetak uang dan meminjamkan uang dengan system bunga,
dalam film ini dikatakan bahwa kita dibodohi. Pendirian Federal Reserve
merupakan kenyataan yang disesali oleh Woodrow Wilson –Presiden yang
mengesahkan UU Federal Reserve-, karena
melalui Fed inilah segelintir orang mengambil keuntungan dari kita, yang
bahkan tidak pernah kita sendiri sadari.
Perlu disadari
dalam film ini diungkapkan fakta bahwa Fed adalah badan swasta, sepenuhnya
swasta, sebagaimana badan swasta yang kita pahami. Sehingga akan sangat
berbahaya melepaskan kewenangan ekonomi sepenuhnya pada badan Swasta diluar
pemerintah, diluar jangkauan masyarakat.
Penghapusan
system standar emas merupakan awal kekuasaan penuh atas perekonomian yang kita
berikan pada Fed. Tanpa standar emas, maka nilai uang bergantung pada supply
uang itu sendiri, yang berarti kewenangan untuk mengatur jumlah uang beredar
adalah sekaligus mengatur nilainya yang sekalius kekuatan untuk bisa
meruntuhkan seluruh perekonomian dan masyarakat.
“Berikan saya
kewenangan atas supply uang sebuah Negara
maka saya tidak
peduli siapa yang membuat aturan hukumnya”
-M.A Rothschild,
pendiri dinasti bank keluarga Rothschild
Pembodohan
lain sebagai dampak dari adanya system Fed –yang sebenarnya sama sekali tidak
perlu ada- adalah Federal Income Tax. Digambarkan dalam film ini bahwa hasil
kerja kita yang kita gunakan untuk membayar pajak yang selanjutnya digunakan
membayar bunga pinjaman pada Fed, sepenuhnya masuk kantong orang-orang dibalik
layar ini. Dikatakan bahwa UU mengenai pajak pendapatan ini melanggar
konstitusi dan tidak sah serta tidak didukung kewajiban secara undang-undang
untuk membayar pajak ini secara berkala. Sehingga kesimpulannya anda dibodohi
dengan membayar biaya perbudakan anda sendiri.
Selain
itu, dalam film ini kita diajak untuk menganalisa bahwa sumber kekayaan lain
yang menggiurkan adalah perang. Perang merupakan penghasilan bagi segelintir
orang, dan bahkan dirancang sebagai alat memperoleh keuntungan bagi mereka.
Kenyataan bahwa perang memaksa Negara yang berperang untuk meminjam uang dari
bank central untuk membiayai perang, adalah analisis yang cukup jitu untuk
menjelaskan mengapa perang menjadi hal yang menguntungkan bagi beberapa orang. Selain
itu, bisnis senjata dan alat perang adalah bisnis yang mengeruk keuntungan dari
perang. Dalam film ini dikatakan bahwa keluarga Rockfellers merupakan salah
satu dibalik bisnis alat perang itu.
Keyakinan
penonton mulai diserang dengan pernyataan dari Aaron Russo, seorang pembuat
film yang pernah berteman cukup baik dengan Nicholas Rockfeller, mengenai
potongan perbincangan mereka di suatu malam. Perbincangan itu berisi pernyataan
Nicholas yang mengejutkan mengenai terorisme, pembentukan Fed, peristiwa 9/11,
yang kesemuanya merupakan kebohongan belaka yang dipaksakan untuk diyakini
masyarakat melalui media massa. Menurut Nicholas, tujuan akhir dari semua ini
adalah agar semua orang didunia ini kelak dipasangi RFID chip, dimana semua
orang menyimpan kekayaan mereka dan segala keperluan mereka dalam chip itu. Sehingga
pada akhirnya tidak ada yang dapat menentangnya.
Melalui
media massa, segala rencana segelintir orang ini dilakukan. Media massa
digambarkan sebagai alat komando yang membuat masyarakat mengikuti keinginan
mereka. Bahkan, mengenai RFID yang digambarkan sangat berbahaya dalam film ini,
masyarakatlah yang akan memintanya.
Diakhir
film, penonton diyakinkan dengan analisis hubungan ketiga part film ini dengan
kehancuran dunia.
Semua
yang telah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi, mengarah pada satu
propaganda, satu agenda,yakni penyatuan seluruh dunia dibawah satu angkatan
perang, satu bank, satu kekuasaan, dan yang berarti satu kehancuran.
“Pada saat kekuasaan
cinta mampu mengatasi cinta pada kekuasaan.
Maka dunia akan
memahami arti damai”
-Sir Chimnoy Ghose
0 comments:
Post a Comment